Peserta setiap hari melakukan olahraga sedang atau intens selama 51 menit, sekitar enam jam aktivitas ringan seperti berjalan lambat, dan sekitar sembilan jam perilaku menetap yakni duduk atau berbaring. Mereka rata-rata tidur sekitar delapan jam.
"Aktivitas sedang hingga intens dalam penelitian ini dianggap sebagai sesuatu yang membuat jantung berdegup lebih kencang atau membuat seseorang merasa tubuhnya lebih panas," ujar Mitchell.
Dari hasil analisis data aktivitas para peserta, peneliti akhirnya mendapatkan temuan dimana mereka yang melewatkan latihan demi delapan menit perilaku menetap mengalami penurunan satu persen hingga dua persen dalam skor kognisi mereka.
Tak hanya itu saja, penurunan serupa jgua ditemukan dalam kinerja kognitif ketika orang mengganti olahraga berat dengan enam menit aktivitas fisik ringan atau tujuh menit tidur.
Selain itu, mengganti duduk atau berbaring dengan sembilan menit olahraga berat dikaitkan dengan lebih dari satu persen peningkatan skor kognisi.
Dari adanya penelitian tersebut, maka Department of Health and Human Services di AS merekomendasikan orang dewasa untuk melakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik sedang hingga intens setiap pekan ditambah dua hari latihan penguatan otot.
"Hubungan antara lebih banyak olahraga dan kinerja otak yang lebih baik masih belum jelas, tetapi kemungkinan hasil dari cara kerja sistem kardiovaskular tubuh," ujar Aviroop Biswas, ilmuwan rekanan di Institute for Work & Health di Toronto, Kanada.
Biswas juga mengatakan bahwa saat tubuh sedang melakukan gerakan aktif, pada dasarnya hal itu sedang meningkatkan kekuatan jantung.
Dimana kekuatan jantung tersebut untuk memompa darah ke seluruh tubuh juga membaik, terutama ke salah satu organ terpenting, yakni otak.
Artikel ini telah tayang pada laman PMJ News dengan judul "Studi: Kebiasaan Hanya Duduk dan Tiduran Bakal Turunkan Daya Ingat"
***