AYOJAKARTA.COM - Beberapa guncangan gempa akhir-akhir ini semakin sering dirasakan oleh masyarakat.
Beberapa guncangan bahkan digolongkan menjadi salah satu gempa merusak karena jenis gempanya termasuk dangkal.
Namun dari banyaknya tempat yang telah terdeteksi sering terjadi gempa dikarenakan merupakan jalur patahan maupun merupakan zona subduksi.
Baca Juga: Gaes, Vaksin Booster 2 Tetap Gratis Kok
Terdapat beberapa lokasi yang tidak pernah terjadi gempa namun berpotensi terjadi sebuah guncangan.
Salah satunya adalah gempa bumi tektonik dengan magnitudo 3,6 dirasakan di Tangse, Sabtu 04 Februari 2023 lalu.
Berdasarkan hasil analisis dari BMKG, gempa tersebut diakibatkan oleh aktivitas sesar dan termasuk jenis gempa dangkal karena pusat guncangannya berada pada kedalaman 2 km.
Selain itu melalui akun Twitternya @DaryonoBMKG, ia menjelaskan bahwa lokasi gempa bumi tersebut merupakan gap seismic yang sudah lama tidak menimbulkan gempa bumi yang signifikan.
Baca Juga: Kabar Gembira, BLT BBM dan BPNT 2023 Cair Bulan Februari? Cek Syarat dan Tanggalnya
"Segmen Aceh khususnya di bagian utara termasuk salah satu "Seismic Gap" yang sudah sangat lama tidak terjadi gempa signifikan," cuit Daryono.
Gempa bumi pada jalur seismic gap ini perlu untuk diwaspadai, pasalnya jalur tersebut biasanya tidak pernah terjadi gempa.
Dan ketika terjadi guncangan pada lokasi tersebut maka akan mengagetkan masyarakat yang tinggal pada lokasi tersebut.
Hal ini dijelaskan pada laman geologi.co.id yang mengatakan bahwa seismic gap adalah jalur “sepi” gempa dimana saat ini daerah yang dimaksud tersebut justru tidak terdapat gempa selama ini dibandingkan di sebelahnya.
Baca Juga: Update Terkini Gempa Turki-Suriah: Lebih dari Seratus Korban WNI Berhasil Dievakuasi
Salah satu jalur yang menjadi pusat gempa adalah jalur subduksi atau jalur tubrukan.
Jalur seismic gap yang patut diwaspadai adalah ketika tiba-tiba menghasilkan gempa bumi yang berada di laut.
Pasalnya jika gempa tersebut berada di laut makan kita harus waspada pula dengan tsunami yang dapat disebabkan akibat guncangan tersebut.
Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan pada laman pusatlitbang.bmkg.go.id dengan judul "DISTRIBUSI FREKUENSI GEMPA DAN DIMENSI FRAKTAL PADA SEISMIK GAP DI INDONESIA" (4/1/2023), seismic gap didefinisikan sebagai wilayah potensi gempa tinggi yang seharusnya telah melepaskan energi sebagai gempa besar, namun berdasarkan data katalog pelepasan energi tersebut belum terjadi.
Baca Juga: Fakta Baru Ibu Muda Kasus Pelecehan Seksual Anak di Jambi, Polisi Temukan Ini Sebagai Barang Bukti
Salah satu contoh gempa pada jalur seismic gap di laut adalah guncangan yang terjadi di Pangandaran dan diikuti oleh tsunami.
Gempa bumi yang diikuti oleh tsunami tersebut merupakan tersebut adalah pelepasan gempa yang sebelumnya juga berupa seismic gap.
Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan oleh BMKG bahkan mengatakan gempa bumi dan tsunami yang menelan 550 korban jiwa merupakan salah satu gempa megathrust selama dua dekade terakhir.
Sedangkan yang berada di darat guncangannya harus diwaspadai, zona patahan aktif yang baru saja bergerak bisa menyebabkan guncangan yang tidak diperhitungkan sebelumnya.
Baca Juga: Marcella Santoso Bantah Replik JPU, terdakwa Arif Rachman Arifin Jujur Sejak Awal
Salah satunya adalah guncangan yang disebabkan oleh patahan Opak di selatan kota Jogja yang pada tahun 2006 menggoyang dan menelan korban lebih dari 5000 orang.
Diperlukan identifikasi oleh pemerintah terkait cara memahami dan mengantisipasi potensi bencana gempa bumi di masa datang.
Hal ini dapat diantisipasi dengan cara meneliti dan memetakan dengan sebaik-baiknya patahan-patahan aktif yang berada di darat dan di bawah laut.***
Artikel Terkait
Siapa Sosok Frank Hoogerbeets yang Mampu Prediksikan Gempa Turki Tiga Hari Sebelumnya?
2 WNI Jadi Korban Meninggal Dunia Gempa Turki, Akan Dimakamkan di Kahramanmaras
Makin Panas! Cuitan Dokter Tifa Terkait Teori Gempa Turki dan Suriah Senggol Daryono BMKG!
Heboh Prediksi Gempa Turki 3 Hari Sebelum Kejadian, Daryono: Tidak Ada Bukti Empiris
Waduh! Gempa Megathrust Pernah Memicu Tsunami dari Pangandaran hingga Parangtritis, Ini Tinggi Gelombangnya