Selain Sesar Lembang, Ada Potensi Bahaya pada Sesar Cileunyi-Tanjungsari di Bandung Timur hingga Sumedang

- Senin, 1 Februari 2021 | 14:32 WIB
Peta Sesar Lembang UGM. (dok. UGM)
Peta Sesar Lembang UGM. (dok. UGM)

BANDUNG, AYOJAKARTA.COM -- Sesar Lembang merupakan salah satu sesar aktif yang ada di Jawa Barat. Lokasi jalur sesar ini terletak sekitar 10 km arah utara Kota Bandung dengan panjang sesar sekitar 25-30 km.

Selain Sesar Lembang, ada patahan lain yang bisa mengguncang warga Bandung Timur hingga Sumedang, yaitu Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Peneliti Muda PVMBG Akhmad Solikhin (40) mengatakan, Badan Geologi pada publikasinya Marjiyono pada tahun 2008, pernah memetakan sesar-sesar yang ada di sekitar Cekungan Bandung.

"Jadi selain Sesar Lembang yang sudah banyak dikenal, ada juga sesar di timur Cekungan Bandung yang diberi nama Sesar Cileunyi-Tanjung Sari dan dinyatakan aktif," ujarnya kepada Ayobandung.com, Senin (1/2/2021).

AYO BACA : Gempa Majene, Kepala BMKG: Waspadai Gempa Susulan

Sesar Cileunyi tersebut, lanjut Akhmad, diduga pernah memicu Gempa Bumi yang dirasakan di Tanjungsari Sumedang pada 19 April sampai 10 Mei 2010.

"Kemudian, dari PVMBG Badan Geologi mencoba melanjutkan penyelidikan dan pemetaan Sesar Cileunyi-Tanjungsari ini," tuturnya.

Sesar Cileunyi-Tanjungsari terletak dibagian timur laut Cekungan Bandung, di wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang.

"Sesar ini memanjang dengan orientasi barat daya-timur laut, mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles di sebelah barat laut Gunung Palasari," katanya.

AYO BACA : Fenomena Alam, Awan Bentuk V Muncul di Langit Wonosobo

Dengan panjang total sekitar 17 kilometer, Sesar tersebut terbagi 2 segmen, yaitu segmen barat dan segmen timur.

"Yang bisa diukur saat ini adalah potensi bahayanya, karena kita belum tahu apakah ini bisa menimbulkan bencana (beda bahaya dan bencana). Dari geometri (panjang) sesar bisa diestimasi kekuatan Gempa Bumi maksimum yang mungkin terjadi yaitu masing-masing segmen barat dan timur sebesar 6,08 Mw dan 6,3 Mw. Jadi, ini merupakan skenario terburuknya yaitu jika sesar tersebut bergerak seluruhnya," ujarnya.

Akhmad juga menjelaskan, sebelumnya terdapat juga gempa-gempa yang kemungkinan berasal dari sesar tersebut, diantaranya pada tanggal 23 Januari 2005, dengan magnitudo 4,5 Mb. Sejauh ini gempa-gempa yang terjadi tidak sampai menimbulkan kerusakan.

Rangkaian gempa-gempa kecil pernah terjadi pada tahun 2010, gempa kecil tersebut tidak menyebabakan kerusakan, namun sempat membuat kepanikan masyarakat di Kecamatan Tanjungsari.

Halaman:

Editor: Budi Cahyono

Tags

Terkini

X