Keras! Anggota Komisi XI DPR RI Sentil Rafael Alun Trisambodo: Kebanyakan Makan Uang Haram

AYOJAKARTA.COM - Dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu), anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng menyampaikan pernyataan menggelitik.

Ia menyampaikan pernyataan terkait uang haram yang 'dimakan' pejabat pada rapat yang diselenggarakan di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta itu.

Tak hanya itu, pernyataan Melchias Markus Mekeng terkait uang haram yang 'dimakan' pejabat juga dinilai mengundang kontroversi.

Pada Senin 27 Maret 2023, pihak Kementerian Keuangan dan Komisi XI DPR RI melakukan rapat kerja untuk membahas dugaan kepemilikan harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo (RAT) yang dinilai tidak wajar.

Baca Juga: Hebat! Keluhan Putri Mantan Presiden RI Soal Pelayanan Bea Cukai yang Semena-mena Munculkan Perubahan

Melchias Markus Mekeng menyampaikan bahwa prinsip hidup sederhana harus diterapkan meskipun di kalangan pejabat.

Pasalnya tingkah laku pejabat yang tidak mengikuti prinsip hidup sederhana justru membuat masyarakat kesal.

"Cara pikir, cara hidup sederhana segala macam itu benar, ini yang membuat rakyat itu kesal," jelas Melchias Markus Mekeng dikutip Ayojakarta.com dari YouTube TVR Parlemen pada 28 Maret 2023.

Ia mengaku dirinya pun syok mengetahui dugaan nilai harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo yang sangat fantastis.

Baca Juga: Menko Airlangga Hartarto Terciduk Langgar Larangan Bukber dari Jokowi? Politikus Demokrat Beri Sindiran Pedas!

Sambil bergurau, Melchias Markus Mekeng juga sempat berpikir tidak sanggup memiliki rumah seperti milik Rafael Alun Trisambodo yang nilainya mencapai Rp 65 miliar.

"Gila ini yang namanya RAT punya rumah di Simpruk, saya dengar ada (harganya) Rp 65 miliar. Saya mikir kapan gua bisa rumah ini, nggak pernah bisa berpikir, bu," katanya kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.

"(Rafael Alun) punya rumah di Yogya, begitu hebat. Gila," sambungnya diikuti tawa peserta raker lainnya.

Ia menilai masyarakat kesal karena cara hidup pejabat yang tidak wajar.