AYOJAKARTA.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pernah meminta kekuatan bantuan netizen dan media massa.
Dalam hal ini KPK memohon agar netizen membantu memviralkan dan menelusuri harta pejabat negara yang tidak wajar.
Hal tersebut pernah diungkap oleh Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata.
KPK menjelaskan, ada sejumlah pejabat negara dimana laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang tidak sesuai dengan gaji dan jabatannya.
Karena ada pejabat negara yang jumlah hartanya di dalam data LHKPN sangat besar, dan sangat kecil.
Menurutnya, semakin banyak yang mengawasi maka pejabat negara akan semakin takut bertindak macam-macam.
Baca Juga: Baru Lagi! KPK Usut Dugaan Korupsi Cukai Rokok yang Rugikan Negara hingga Ratusan Miliar Rupiah
Mendengar hal tersebut Peneliti Psikologi Sosial, Risa Permanadeli geram dan menyebut tindakan KPK itu merupakan hal yang bodoh.
“Saya bilang itu KPK yang bodoh,” kata Risa Permanadeli, dikutip AyoJakarta.com dari kanal YouTube KOMPASTV pada Selasa, (28/3/2023).
Menurut Risa, KPK tidak akan meminta kekuatan netizen jika tugasnya berjalan dengan benar.
“Kalau dia menjalankan tugasnya dengan benar, dia tidak harus meminta menggerakan netizen,” jelas Risa Permanadeli.
Dengan permintaan itu Risa menilai KPK tidak menjalankan tugasnya dengan benar.
Artikel Terkait
Rafael Alun Trisambodo Mau Kabur Ke Luar Negeri? Begini Jawaban KPK, Benarkah KPK Tak Kuasa Menahannya?
Kelabakan Hartanya Diusut KPK, Rafael Alun Trisambodo Nekat Ubah Plat Nomor Mobil Hadiah dari Koruptor?
Rafael Alun Diisukan Akan Kabur ke Luar Negeri, KPK Imbau Tegas Hal Ini!
Potret Rafael Alun dan Istrinya Memilih Bungkam Saat Keluar dari Gedung KPK Usai Jalani Pemeriksaan 12 Jam
Peneliti ICW Curiga Rafael Alun Trisambodo Punya Orang Dalam di KPK yang Dapat Pengaruhi Penyidikan, Siapa?