David Alami Diffuse Axonal Injury Stage 2 Akibat Penganiayaan Mario

- Jumat, 31 Maret 2023 | 16:25 WIB
Akibat dianiaya Mario Dandy, korban David (D) mengalami diffuse axonal injury (DAI) atau biasa dikenal dengan kata cedera otak parah. (Twitter/@seeksixsuck)
Akibat dianiaya Mario Dandy, korban David (D) mengalami diffuse axonal injury (DAI) atau biasa dikenal dengan kata cedera otak parah. (Twitter/@seeksixsuck)


AYOJAKARTA.COM
-- 
Pasca kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy Satrio, korban David (D) mengalami diffuse axonal injury (DAI) atau biasa dikenal dengan kata cedera otak parah. Hal tersebut diungkapkan oleh kuasa hukum D, Mellisa Anggraini.

Mellisa mengatakan bahwa D sudah dirawat selama 38 hari di ruang ICU Rumah Sakit Mayapada Kuningan. D mengalami cedera otak dalam kasus penganiayaan tersebut. 

"Nah sampai hari ini David sudah dirawat selama 38 hari di ruangan ICU, disampaikan oleh dokter bahwa D terkena diffuse axonal injury stage 2. Di mana ia mengalami cedera otak parah," kata Mellisa dalam tayangan Kompas TV, dikutip Jumat, 31 Maret 2023.

Sementara itu, dalam cuitan ayah D juga dikabarkan bahwa sang anak mengalami diffuse axonal injury. Ayah D menyebutkan bahwa kejadian tersebut telah membuat sang anak mengalami cacat.

Baca Juga: Sidang Kasus Penganiayaan David Ozora, JPU Tolak Nota Keberatan AG Kekasih Mario Dandy

"Efek dari DAI adalah penurunan kualitas hidup dan cacat permanen," utas akun @seeksixsuck. 

Mengutip dari laman hopkinsmedicine.org, diffuse axonal injury merupakan suatu robekan serabut saraf penghubung panjang otak (akson) yang terjadi saat otak cedera dan mengakibatkan otak bergeser serta berputar di dalam tulang tengkorak. 

Kemudian DAI ini bisa menyebabkan seseorang mengalami koma dan cedera pada berbagai bagian otak. Umumnya pasien penderita DAI akan berada dalam kondisi koma seperti yang dialami D. 

Adapun, perubahan yang terjadi pada otak akibat DAI amat kecil (mikroskopis) sehingga sulit untuk dideteksi dengan CT scan atau MRI. DAI juga salah satu dari cedera otak traumatis sangat umum, dan diklaim paling berbahaya bagi penderitanya.***

Editor: Tedi Rukmana

Sumber: hopkinsmedicine.org, YouTube KOMPASTV, Twitter @seeksixsuck

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X