Makin Panas! Simak Rangkuman Sidang Duplik Ferdy Sambo dan Jadwal Pembacaan Vonis Hakim di Sini

AYOJAKARTA.COM - Sidang kasus pembunuhan Brigadir J yang melibatkan Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal, Kuat Maruf serta pasangan suami istri Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi masih bergulir di meja hijau Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Dikutip dari YouTube Kompas TV oleh ayojakarta.com pada 31 Januari 2023, sidang Ferdy Sambo terkait kasus pembunuhan Brigadir J memasuki fase pembacaan duplik.

Pembacaan duplik adalah pembacaan tangkisan atau tanggapan atas replik atau tanggapan terhadap nota pembelaan dari suami Putri Candrawathi ini.

Duplik dibacakan oleh Arman Hanis selaku penasihat hukum Ferdy Sambo membuat panas ruang sidang lantaran tanggapan berupa kritik terhadap Jaksa Penuntut Umum dilontarkan.

"Cara seseorang berbicara, menunjukkan pikirannya. Kacaunya ucapan seseorang, menunjukkan kacaunya logika berfikirnya," buka Arman Hanis.

Baca Juga: Irma Hutabarat Sebut Ferdy Sambo Sempat Digadang Jadi Kapolri Sebelum Terjerat Kasus Brigadir J: Gak Kebayang

Bahkan duplik Ferdy Sambo yang dibacakan penasihat hukum Arman Hanis menyimpulkan Jaksa Penuntut Umum frustrasi dan meracau karena menurut penasihat hukum, semua dalil tuntutan terbantahkan.

"Tanggapan tim penuntut umum terasa menggelikan sekaligus menyedihkan karena dilandasi argumentasi yang bersifat halusinasi,” ucap Arman Hanis.

Sebelumnya, dalam nota pembelaan atau biasa disebut pleidoi, Ferdy Sambo mengungkapkan betapa ia merasa tertekan, frustrasi dan sempat menyerah terhadap agenda ple idoi miliknya karena merasa sia-sia.

Pleidoi tersebut juga berisi perjalanan kariernya sebagai penegak hukum yang terhormat hingga akhirnya harus merasakan dinginnya kursi pesakitan.

Baca Juga: Kesal dengan Replik Jaksa Atas Pleidoi Richard Eliezer, Ahli Hukum Pidana: Harusnya Belajar Baca Dulu dari SD

Ferdy Sambo juga menyeret nama Richard Eliezer dalam nota pembelaannya pada 24 Januari 2023 lalu di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Suami Putri Candrawathi ini mengungkapkan bahwa tidak ada rencana pembunuhan, ia tidak menampik adanya skenario.

Tetapi semata-mata skenario itu digunakan pada awalnya untuk menyelamatkan Richard Eliezer, sang ajudan yang menjadi justice collaborator.